Tuesday, February 13, 2007
Jejak-jejak Reformasi Jhon Calvin
Pendahuluan
Diantara tokoh sentral reformasi Kristen protestan selain Martin Luther King, Huldreich Zwingli, dan Jhon Knocx yang pantas disebut-sebut adalah Jhon Calvin. Ia adalah teolog besar prancis, reformer gereja, pastor, pejuang kemanusiaan, dan tokoh yang sangat dihormati oleh denominasi protestan sebagai seorang pembaharu iman kristiani.
Jhon Calvin lahir di Noyon, Prancis, 10 juli 1509. Pendidikan formal kepasturan ia peroleh di college de la marche dan college de montaigne cabang universitas paris. Kuliah dijurusan hukum tapi kemudian ia lebih tertarik kepada teologi dan secara intensif mempelajari Bible. Pada tahun 1532 ia mempublikasikan karya pertamanya komentar atas seneca’s de clementia. Kemudian disusul dengan Masterpiece-nya, Institute of the Cristian Religion, yang mengalami lima kali revisi antara tahun 1536 sampai 1559, dalam bukunya tersebut calvin menegaskan akan perlunya mengartikulasikan teologi biblical secara rasional. Dalam tulisan lain, artikel “the apostle creed” ia memfokuskan tulisannya kepada masalah Gereja, Bapak atau ketuhanan, Anak atau pribadi Yesus, dan juga Spirit[1].
Secara geneologis ajaran calvin ini dipengaruhi oleh semangat renaisans Prancis (eropa pada umumnya) dan reformasi Kristen Protestan yang digawangi oleh Martin Luther King. Sebelum reformasi merupakan masa dimana Kristen dan institusi gereja mengalami titik nadir dalam sejarah. Gereja ada dalam dunia tetapi dunia bahkan tidak sadar gereja ada didalamnya, demikian sitir seorang penulis. Anekdot tersebut menggambarkan gereja tidak berhasil menjalankan perannya ditengah-tengah dunia sehingga ada atau tidak adanya gereja dianggap tidak berpengaruh apa-apa. Oleh karena itu beberapa orang Kristen terdidik seperti Luther dan Calvin mengidealkan perubahan total dalam ajaran Kristen Katolik.
Reformasi sebagai sebuah gerakan pembaharuan bukanlah gerakan yang tanpa cacat. Schaeffer misalnya dalam buku How Should We Then Live, seperti yang dikutip Ongkowijaya, mengatakan masa Reformasi memang tidak dapat disebut sebagai masa keemasan. Ia berpendapat bahwa masa Reformasi “jauh dari sempurna, dan dalam beberapa hal tokoh-tokoh reformasi bertindak secara tidak konsisten dengan pengajaran Alkitab... Akan tetapi, tetap tidak dapat dipungkiri bahwa keberlangsungan Kekristenan sangat bergantung kepada gerakan ini. Seperti yang juga diakui oleh Schaeffer bahwa “Meskipun memang terdapat beberapa kelemahan yang serius di dalamnya namun… gerakan Reformasi telah kembali kepada instruksi-instruksi Kitab Suci dan kepada contoh dari Gereja mula-mula[2].”
Dengan tidak mengabaikan ajaran protestan lain semisal anglikanisme dan ana baptis saya melihat Reformasi dibentuk oleh dua aliran besar tadi, yaitu aliran Calvinis dan Lutheran. Kedua aliran ini disamping mempunyai kesamaan, juga mempunyai berbagai pengajaran yang berbeda. Namun dalam tulisan ini hanya akan dibahas aliran calvinis. Aliran ini dipandang memiliki penngaruh social yang sangat besar kepada dunia. Weber misalnya mengaitkan gerakan ini dengan kapitalisme, ia melihat ada keterkaitan yang sangat erat antara semangat kapitalisme dengan doktrin-doktrin calvinis terutama predestinasi. Tesis weber ini sangat menarik apabila kita ekplorasi kembali apalagi ketika masalah tersebut dihubungkan dengan kontek Indonesia dan Islam dewasa ini.

Pokok-pokok ajaran calvinisme Ada lima ajaran pokok Calvinisme, kelima pokok ajaran tersebut menurut beberapa penulis adalah buah dari era Reformasi, dan tidak sepenuhnya dari Calvin saja tetapi dari banyak ahli-ahli teologi selama zaman Reformasi kira-kira 400 tahun yang lalu pada waktu gereja-gereja di Eropah mulai sampai pada kebenaran Alkitab. Hal ini terjadi pada taraf yang tinggi di Jerman, Swiss, Hungaria, Belanda, dst-nya; mereka telah benar-benar merenungkan ke lima dasar yang sangat penting ini yang menyatakan kepada kita suatu dasar dari keselamatan sejati berdasarkan "kasih karunia" yang disingkat menjadi TULIP, yaitu:- Total Depravity (Kerusakan Moral Yang Total)- Unconditional Election (Pemilihan Tanpa Syarat)- Limited Atonement (Penebusan Yang Terbatas)- Irresistible Grace (Karunia Yang Tak Dapat Ditolak)- Perseverance of the saint (Ketekunan/Penjagaan Orang-orang Kudus)[3] Secara lebih sederhana teolog Ernst Troeltsch dalam magnum opusnya yang berjudul, The Social Teaching of the Christian Churches, menyebut pokok keimanan calvinis tersebut dengan doktrin: predestinasi, peranan individu, komunitas kudus, etika Calvinisme dan pandangan sosial Cal­vinisme[4]. Kelima hal inilah yang tidak dimiliki oleh teologi Roma Katolik dengan lutheran. Doktrin ini akan menjadi kerangka dasar kita di dalam mencoba untuk mengerti mengapa Calvin dapat menjadi sebuah dorongan yang besar bagi orang percaya masa itu. Saya akan berusaha sedikit memaparkan dan menganilis doktrin tersebut satu persatu. Tetapi karena satu dan lain hal dalam tulisan ini mungkin hanya akan cukup membahas satu poin saja yaitu predistinasi:1. Predestinasi, konsep ini sebetulnya dikenal juga dalam islam dengan taqdir[5]. Predistinasi dipahami sebagai keterikatan pada kehendak Tuhan. Penekanan dari doktrin yang pertama ini sangat Teologis karena berhubungan dengan doktrin ketuhanan. Ajaran ini sebetulnya juga dibahas oleh Luther, tapi nampaknya ada perbedaan yang sangat mencolok diantara keduanya. Calvin tidak sekedar ingin menekankan anugerah cuma-cuma di dalam predestinasi, tetapi ia juga mencoba untuk menyatakan karakter Allah sebagai Yang Berdaulat Mutlak. Bagi Calvin, kedaulatan mutlak Allahlah yang menentukan siapakah yang akan dipilih dan siapa yang dibiarkan binasa, dan dalam hal ini akal manusia harus tunduk tanpa perlu berusaha bertanya lebih lanjut tentang mengapa si A dipilih dan si B tidak. Apabila dibandingkan karakter Allah yang paling ditekankan oleh Lutheran dengan karakter Allah yang oleh Calvin dapat dilihat jika di dalam Lutheran, karakter Allah yang paling utama adalah kasih-Nya maka bagi Calvin, kasih Allah hanyalah salah satu metode untuk menyatakan kemuliaan Allah. Baik mereka yang dipilih maupun yang dibiarkan binasa, sama-sama menyatakan kemuliaan Allah. Mereka yang dipilih merupakan simbol dari belas kasihan Allah dan mereka yang binasa merupakan simbol dari murka Allah[6]. Perbedaan konsep tentang Allah ini ternyata membawa perbedaan yang besar di dalam hal praktis. Karena keselamatan bukan semata-mata untuk menyatakan belas kasihan Tuhan, tetapi yang terutama adalah untuk memuliakan Dia, maka tujuan dari keselamatan pun bukan sekedar supaya jiwa yang telah diselamatkan dapat hidup di dalam dunia ini dengan penuh damai dan ucapan syukur, tetapi supaya jiwa yang telah dibebaskan dari dosa itu melayani Dia sebagai instrumen dari KehendakNya. Oleh karena itu, jika di dalam Lutheran, bukti keselamatan yang sejati terletak pada perasaan bahagia yang tidak dapat diberikan oleh dunia maka menurut Calvin, pembenaran tidak tinggal di dalam batin atau di kedalaman perasaan melainkan di dalam tindakan. Jika di dalam Lutheran, kesatuan dengan Kristus di dalam sakramen Ekaristi merupakan bukti tertinggi kebahagiaan maka menurut Calvin, kesatuan dengan Kristus hanya dapat dimengerti di dalam arti penyerahan diri kaum pilihan, pembaharuan kehendak Allah dan tindakan Allah yang terus-menerus aktif di dalam diri orang percaya. Selain itu, Alkitab juga tidak lagi dipandang melulu sebagai sarana untuk memperoleh jaminan akan kasih Tuhan, tetapi sebagai manifestasi yang seharusnya menciptakan komunitas yang di dalamnya kemuliaan Allah dapat direalisasikan. 2. Kritik Terhadap Predistinasi Saya dan juga mungkin anda akan sepakat dari doktrin tersebut ada kerancuan dan bias saja terdorong untuk mengatakan doktrin tersebut salah dan tidak masuk akal. Bahkan kalau seandainya saya Kristen pun saya tetap akan mempertanyakan doktrin tersebut secara kritis. Sebagian orang Kristen terutama gerakan kontra revormasi mengatak bahwa doktrin ini bertentangan dengan al-kitab. Yang layak diberi catatan adalah pertama, tuhan dengan kehendaknya atau atas nama kasihnya telah menentukan siapa yang selamat dan sipa yang akan celaka. Baik yang selamat maupun yang celaka pada hakekatnya adalah sama-sama itu berkat kasih tuhan, dengan kata lain adalah keadilan tertinggi dari tuhan kepada manusia. Upaya apapun yang dilakukan manusia entah itu ibadah ritual, kebajikan social, derma, dan berakhlak baik itu tidak akan berguna kalau seandainya tuhan telah menggariskan dia untuk nanti diakherat termasuk orang yang celaka. Kedua, terkait dengan pribadi yesus dalam Kristen sebagai mesias atau juru selamat yang rela digantung dikayu salib untuk menebus dosa umat manusia dan pengikutnya. Lalu bagiamana dengan manusai yang belum lahir. Mestinya pengorbanan yesus tersebut tidak perlu terjadi. Tidak ada yang perlu diselamatkan, karena daptar orang-orang yang selamat sudah ditetapkan. 3. Menggali Makna, Menuai SpiritApa jawaban dari semua itu? Konsep calvin diatas tentu tidak akan dipahami secara parsial, dengan kata lain untuk bias memahami tanpa terjebak kepada salah tafsir adalah mencoba menggali pemikiran pembaharuannya secara totalistic. Disini belum dibahas relevansi antara satu doktrin dengan doktrin yang lain dalam kerangka konseptualnya. Hal ini perlu dilakukan karena nampak antara satu doktrin dengan yang lainnya saling mendukung dan membentuk satu mata rangkai system. Saya melihat justru teologi yang dikembngkannya cukup sistematis dan rasioanal. Cukup mudah untuk dipahami; sebagai contoh: untuk membongkar kerancuan makana kasih yang bersipat mendua diatas bias dipahami dengan alasan: 1: Masalah kasih, bagi calvin Allah adalah Allah yang mulia dan juga penuh kasih. Kemuliaan Allah sesungguhnya diekspresikan secara paling penuh dan paling khas melalui kasih. Alasan mengapa sebagian dipilih dan sebagian tidak memang tetap merupakan misteri dari kehendak Allah yang tak terselami. Namun, menurut Calvin tanpa mengontraskan keselamatan dengan penghukuman, maka kebesaran kemuliaan Allah dan bahkan kedalaman kasihNya, akan tetap tinggal tersembunyi dari kita.2: Mengenai siapa yang dipilih sebagi orang yang selamat Calvin memakai teori predestinasi ganda sehingga tidak ada keterangan yang jelas siapa-siapanya. Yang jelas semua manusia berhak menjadi orang terpilih. Umat pilihan ini tidak berkonotasi Yudais atau umat pilihan ala Israel yang lebih berdasar kepada kasih Tuhan karena bangsa ini selalu teraniyaya. Tetapi umat pilihan yang aktif, artinya untuk menjadi orang terpilih itu umat yang menunjukkan keunggulan dan layak untuk dipilih. 4. Etika calvinis dan Islam: Sebuah Study PerbandinganBelum cukup rasanya pembicaraan ini apabila belum mengangkat dan menganalisis pengaruh dari doktrin calvinis tersebut. Calvinisme dipercaya oleh beberapa tokoh sebagai spirit dari kemajuan eropa saat ini. Negara-negara besar di Eropa dan Amerika, seperti Inggris, Prancis, Portugis, Belanda, Amerika bias dikelompokan sebagai Negara maju dan gembong kapitalisme dunia saat ini. Negara-negara tersebut yang dulunya kolonialis, sekarang pasca penjajahan geopolitik berakhir mereka merubah haluan dan bentuk penjajahannya kedunia ketiga dengan cara yang lebih lembut. Mereka tidak lagi memakai stategi dominasi militer dan kekuasaan imperialis, tetapi menggunakan kekuatan ekonomi dan kapitalisme global. Hal ini secara dampak tentu sama saja menyengsarakan yang terdominasi.Dibalik semua yang negatifnya, kapitalisme ternyata menurut para ahli semacam, sosiolog kenamaan Mark Weber itu ada hubungannya dengan spirit ajaran Calvin. Lebih jauh weber menjelaskan dalam The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (selanjutnya disingkat The Protestant Ethic), sebagimana yang dikutif sukidi, doktrin predestinasi sebagai argumen utama dalam menjelaskan keterkaitan antara suatu bentuk etika agama dan spirit kapiralisme di Barat. Ide utamanya dari predestinasi adalah terletak pada: bagaimana para Calvinis yakin bahwa mereka termasuk di antara orang-orang terpilih? Dalam teologi Calvinis, terdapat predestinasi ganda yang membuat para Calvinis tidak tahu secara pasti apakah mereka termasuk orang terpilih atau terkutuk? Karena Tuhan Calvinis adalah begitu transenden, maka mereka menghadapi masalah serius tentang ketidakpastian keagamaan. Situasi ini memaksa para Calvinis mencari certitudo salutis, yang didefinisikan Weber sebagai suatu indikasi bahwa mereka termasuk orang terpilih yang selamat ke surga. Karena itu, sukses di dunia bisnis dan pengumpulan harta kekayaan demi pemuliaan Tuhan diyakini sebagai "tanda" atau "konfirmasi" bahwa mereka termasuk di antara orang-orang terpilih, atau dalam istilah Weber "suatu tanda keberkahan Tuhan".Sekarang bagaimana denga islam. Menurut weber Calvinisme dan Islam menjadi perumpamaan predestinasi yang berlawanan. Tidak ada predestinasi ganda dalam Islam. Malahan, menurut Weber Islam memiliki keyakinan pada predeterminasi, bukan predestinasi, dan berlaku pada nasib seorang Muslim di dunia ini, bukan di akhirat kelak. Jika doktrin predestinasi diyakini Calvinis untuk memotivasi etos kerja keras, hal demikian tidak terjadi pada Muslim. Malahan, lanjut Weber, doktrin predestinasi tidak memainkan peran dalam Islam. Akibatnya, Muslim bersikap kurang positif terhadap aktivitas di dunia-sini dan pada akhirnya terjatuh pada sikap fatalistik[7]. Krtik weber diatas mungkin ada benarnya, meski telinga umat islam merah mendengar ocehan yang mendeskreditkan umat islam dalam dan anggapan ketidakrelevensian islam dengan sprit perubahan. Yang jelas ajaran calvinis yang baik bias diambil sebagi spirit bagi pembngunan berbangsa dan bernegara kita. Dan kritik weber bias lebih memacu umat islam untuk bias lebih menggali ajarannya sendiri dan mengkontektualisasinkannya dalam kehidupan nyata. Wasalam***
[1] Lihat jhon calvin, teologi, microsoft ensiklopedia Encarta 2005. CD 3
[2] How Should We Then Live, Schaeffer, dalam hendri ongko widjaja, hal 3
[3] Lih. Pokok-ajaran calvinis, Microsoft Ensiklopedia Encarta, CD 2
[4] Lih. Pandangan Ernst Troeltch mengenai keunikan ajaran calvin, hal 2. www.yahoo.com/blog/...html
[5] Bandingkana dengan Saciko murata, trilogy islam, kebebasan, hal 164.
[6] Lok. Cit hal, 4
[7] Lih. Etika muslim puritan, sukidi, www.kompas.com/opini/...html
posted by Kharien @ 11:14 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Desah sabda pandita
    [Abdullah Sungkar : Dalam hidup, yang paling sulit bagi seseorang adalah memutuskan memilih jalan hidup yang benar. Dan yang lebih sulit lagi, mempertahankan jalan hidup yang benar itu hingga sampai ke tujuan, yaitu mardhatillah]

    [Afrizal Malna : Kebingungan memang selalu menyertai keabadian]

    [Albert Einstein : Yang bisa saya lakukan adalah memberi contoh terbaik dan punya keberanian menjunjung tinggi etika sosial]

    [Albert Einstein : Saya tidak punya bakat khusus. Saya hanya orang yang benar-benar penasaran]

    [Albert Einstein : Satu hal yang saya pelajari seumur hidup. Semua pengetahuan kita, mencoba mengatur segala realitas, adalah primitif dan kekanak-kanakan. Tapi itu adalah hal paling dewasa yang kita punya]

    [Amir Hamzah : Dimana kau rupa tiada, hanya kata merangkai hati]

    [Ba Jin : Hanya dengan jujur kepada orang lain dan kepada diri sendiri, anda dapat menilai siapa anda sebenarnya]

    [Ben Agger : Media sebagai salah satu faktor ekonomis dan politis penting pada era kapitalisme akhir yang meningkatkan dominasi dengan mempromosikan kesadaran palsu dan melalui komodifikasi, memberikan kontribusi terhadap laba]

    [Bob Dylan : Demokrasi tidak akan mampu menguasai dunia. Camkan dalam pikiranmu: di dunia ini kekerasanlah yang berkuasa. Tapi tidak usahlah kau ucapkan itu]

    [Castoriadis : Kalau kamu bermimpi sendiri, maka itu pasti mimpi. Tetapi kalau kamu bermimpi bersama, itulah kenyataan]

    [ Charles Bukowski : Jika saya berhenti menulis, saya mati. Dan itulah satu-satunya cara saya akan berhenti menulis: mati ]

    [Clementine Paddleford : Kita semua punya selera akan kampung halaman. Setiap manusia terikat pada asal usulnya]

    [Corazon ‘Cory’ Aquino : Kehidupan yang dilakukan dengan baik pasti dapat menghasilkan perubahan besar]

    [Eduard Bond : Kekerasan tidak akan pernah menjadi jalan keluar dalam drama-dramaku, sebagaimana tidak akan pernah jadi jalan keluar dalam kehidupan manusia]

    [Elias Canetti : Momen survival adalah momen kekuasaan... Bentuk paling rendah dari survival adalah membunuh... Momen konfrontasi dengan dia yang dibunuh memenuhi seorang survivor dengan semacam kekuatan yang khas yang tidak dapat disamakan dengan kekuatan-kekuatan lainnya]

    [Euripides : Tuhan membenci kekerasan. Ia menciptakan manusia untuk memiliki hak mereka dengan benar, bukan dengan cara merampas]

    [Fariduddin Attar : Sang raja tersingkap di dalam cermin kalbu-kalbu mereka sendiri]

    [Goenawan Muhammad : Siapa yang menghentikan masa lalu, akan dihentikan oleh masa lalu]

    [Goenawan Muhammad : Maaf bukanlah penghapusan dosa. Maaf justru penegasan adanya dosa. Dan dari tiap penegasan dosa, hidup pun berangkat lagi, dengan luka dan trauma, tapi juga dengan harapan]

    [Hannah Arendt : Daya dan kekuatan manusia secara mendasar tampak dalam pengalaman kekerasan... Dari daya kekuatan itulah berasal rasa kepastian diri dan identitas]

    [Indira Gandhi : Jika aku mati karena kekerasan sebagaimana yang ditakutkan dan direncanakan sejumlah orang. Sesungguhnya kekerasan itu akan menetap di kepala dan batin sang pelaku, bukan pada diriku yang sekarat]

    [Isaac Asimov : Kekerasan adalah senjata terakhir orang yang tidak memiliki kemampuan]

    [Jalal Al Din Al Rumi : Keberadaan lahir ketika kita jatuh cinta kepada ketiadaan]

    [Jean Baez : Satu-satunya kegagalan yang lebih buruk dari tindakan anti kekerasan adalah kekerasan itu sendiri]

    [Jean Baudrillard : Berahi mewakili penguasaan alam raya simbolis, sedangkan kekuasaan hanya mewakili alam raya nyata]

    [Jean Baudrillard : Menggoda artinya tampak lemah. Menggoda adalah membuat lemah. Kita menggoda dengan kelemahan kita, tidak pernah dengan tanda-tanda atau kekuatan yang besar. Dalam godaan, kita mencipta kelemahan ini, dan inilah apa yang memberi kekuatan pada godaan]

    [Jean Ganet : Yang kita butuhkan adalah benci. Dari sana ide-ide dilahirkan]

    [Karl Marx : Ide-ide kelas penguasa, dalam setiap jaman, yang mendominasi kekuatan material dalam masyarakat pada saat yang bersamaan adalah sama dengan kekuatan dominan intelektual]

    [Mahatma Gandhi : Seseorang boleh dikatakan sebagai orang hebat jika ia punya kebijaksanaan! ]

    [Mahatma Gandhi : Mengapa aku melawan kekerasan? Bagiku, meski kekerasan melakukan tindakan yang baik, ia semu belaka. Wajah abadi adalah kekerasan itu sendiri]

    [Martin Heidegger : Kematian adalah kemungkinan yang paling sesungguhnya dari manusia]

    [Martin Luther King Jr. : Seorang manusia baru hidup sungguh-sungguh kalau dia bisa menjulang keatas batas-batas yang sempit kepentingannya sendiri dan mengabdikan diri kepada kepentingan umum seluruh umat manusia]

    [Noel Coward : Saya tak menganggap pornografi merusak, tapi sangat, sangat membosankan]

    [Rabinranath Tagore : Betapa gurun merindukan cinta sejumput rumput. Rumput menggeleng, tertawa dan berlalu]

    [ Ranier Maria Rilke : ...bahwa sesuatu itu sulit dilakukan adalah satu alasan mengapa kita mesti melakukannya]

    [ Robert Penn Warren : Puisi adalah sebuah mitos kecil tentang kemampuan manusia untuk membuat hidupnya bermakna. Puisi, pada akhirnya, bukan sesuatu yang kita lihat. Yang lebih tepat, puisi adalah cahaya yang membuat kita melihat sesuatu lebih jelas dan sesuatu itu adalah hidup. Pada akhirnya, seorang penyair mungkin lebih takut kepada seorang dogmatis daripada seorang sentimentalis. Yang pertama, ingin mengekstrak pesan dari puisi lalu mencampakkan puisinya, sedangkan yang kedua adalah orang yang berkata, "Oh, tolong biarkan saja saya menikmati puisi apa adanya]

    [ Romo Yoso Sudarmo : ...hidup itu jangan pernah sekali pun meninggalkan seni ]

    [Ronal Reagen : Future doesn’t belong to the fainhearted, but it belongs to the brave]

    [Sigmund Freud : Tubuh yang tertutup, menuruti tuntutan peradaban masyarakat, akan selalu membangkitkan keingintahuan seksual dan berfungsi sebagai suplemen daya tarik objek seksual melalui tindak penyingkapan bagian-bagian tersembunyi]

    [Stephen King : Pekerjaan menulis fiksi adalah menemukan kebenaran dalam jaringan kebohongan cerita fiksi, bukan untuk melakukan kebohongan intelektual demi memburu uang]

    [Sudisman : Curahkan penuh pikiran kepada tugasmu dan laksanakanlah dengan baik, sebab tugas adalah suci]

    [Sun Tzu : Dalam menghadapi musuh, kita harus menjaga persatuan dalam angkatan perang kita, karena kehilangan seorang anggota saja berarti kita melemah dan keuntungan bagi musuh]

    [Tan Malaka : Bergelap-gelaplah dalam terang, berterang-teranglah dalam gelap!]
About Me


Name: Kharien
Home: Cianjur, Jawa barat, Indonesia
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Affiliates
15n41n1